08/06/11

Fenomena Hujan Aneh (Darah, Kodok & Ikan)

a. Hujan Darah di India



Orang India menyangka bahwa warna merah darah pada hujan ini karena pasir gurun Arab yang terbawa dan tercampur air. Seperti kejadian pada tahun 1968 dimana partikel gurun pasir Arab bercampur dengan air hujan dan menyebabkan hujan serupa di Inggris saat itu. Namun hujan darah di Kerala India sangat berbeda karena warna merah yang awalnya di dikira percampuran pasir dan air, ternyata merupakan sel hidup, sehingga muncul anggapan bahwa sel tersebut adalah sel alien. Dan sel ini mempunyai komposisi 45% oksigen, 50% karbon dan selebihnya yakni 5% lagi ialah unsur lain seperti sodium dan besi. Tidak hanya itu, sel ini juga mampu membelah diri seperti amuba. Dan berdiameter umum antara 3 hingga 10 mikrometer yang di perkuat dengen ketebalan dinding sel. Sempat muncul teori bahwa darah yang tercampur dengan air hujan merupakan darah kelelawar yang terkena ledakan meteor. Namun teori tersebut di bantah, karena tidak ditemukan adanya bangkai kelelawar, atau indikasi yang mendukung teori itu. Para ilmuwan silang pendapat mengenai masalah ini, sebagian lain menganggap hujan darah India adalah pasir Arab yang tercampur air hujan dan ada yang bilang darah kelelawar. Namun pendapat tersebut dibantah oleh ilmuwan yang meyakini bahwa hujan tersebut mengandung sel hidup, salah satunya ialah ahli mikrobiologis Milton Wainwright dari Universitas Sheffield, Inggris. Dan sampai dengna saat ini masih menjadi misteri.

b. Hujan Kodok di Jepang

Lain lagi di Jepang , kodok-kodok ini berjatuhan dari angkasa dan membuat kaget semua orang. Para ahli memprediksikan bahwa hujan ini terjadi karena adanya badai yang menyapu daerah rawa dan mengangkat kodok-kodok tersebut kemudian dijatuhkan kembali bersama hujan.

c. Hujan Ikan di Lajamanu, Australia

Penduduk suatu kota kecil di wilayah tandus Australia bagian utara mengalami berkah yang jarang terjadi. Kota mereka dilanda hujan ikan. Laman harian The Telegraph mengungkapkan, dalam dua hari berturut-turut Kota Lajamanu di negara bagian Northern Territory kejatuhan banyak ekor ikan. Bersama dengan air hujan, ikan-ikan itu muncul begitu saja dari langit. Sebagian besar ikan masih dalam keadaan hidup. Hujan ikan itu baru berhenti Senin, 1 Maret 2010. Para pakar cuaca di Australia yakin bahwa ikan spangled perch, salah satu jenis ikan air tawar di Australia, tampaknya terhisap ke dalam badai. Mereka lalu dibawa angin kencang sebelum akhirnya berguguran di Lajamanu, kota yang jumlah penduduknya hanya 669 orang. "Badai membawa ikan-ikan itu naik hingga ketinggian 40 ribu hingga 50 ribu kaki di udara," kata seorang pakar senior di Biro Meteorologi Australia, Mark Kersemakers. "Saat mereka ikut dalam 'sistem' badai, mereka membeku. Setelah beberapa waktu, mereka bebas dari badai," lanjut Kersemakers.Ini merupakan kali ketiga dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun di mana Lajamanu dilanda hujan ikan. Peristiwa serupa terjadi pada 1974 dan 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

Powered By Blogger